Friday, July 27, 2007

Festival Musik Bambu Nusantara:Musik Bambu Perlu Konservasi dan Inovasi

Pengembangan musik bambu Indonesia harus ditempuh melalui dua jalur, yakni jalur konservasi dan jalur inovasi. Demikian kesimpulan diskusi dan workshop, “Bambu Talk: Angklung dan Masa Depan Musik Bambu Indonesia”, yang diselenggarakan di Bandung, Sabtu, 21 Juli 2007. Jalur konservasi, sangat diperlukan agar musik bambu tidak hilang tergerus jaman, sementara jalur inovasi dimaksudkan agar musik bambu tetap aktual dan menarik di mata generasi muda.

Diskusi yang dipandu budayawan Hawe Setiawan itu menghadirkan seniman dan budayawan yang terkait erat dengan musik bambu, yakni Budi Supardiman, Ketua Harian Masyarakat Musik Angklung, Taufik Hidayat Udjo, Direktur Saung Angklung Udjo, Arthur S. Nalan, Ketua STSI Bandung, dan Zaini Alif dari Komunitas Hong (Pusat Kajian Mainan Rakyat Sunda).

“Potensi musik bambu sangat besar, bahkan angklung kini populer di banyak negara lain bahkan ada negara lain yang ingin memilikinya,” kata Sapta Nirwanda, Sekjen Departemen Kebudayaan dan Pariwisata yang hadir memberikan pandangannya tentang musik bambu. Kepopuleran angklung itu mengharuskan kita lebih serius mengembangkan angklung, “Angklung harus tampil lebih serius agar ada kebanggaan,” tambahnya.

Sementara itu, Wawan Juanda, ketua penyelenggara diskusi tersebut menyatakan bahwa meski perlu penanganan lebih serius, tetapi saat ini angklung sudah banyak diajarkan di sekolah-sekolah. “Musik angklung terstruktur dengan baik melalui jalur pendidikan,” katanya. “Hal yang baik itu tentunya memberikan harapan bahwa musik bambu, khususnya angklung memiliki masa depan yang menjanjikan. Ia berharap Bandung dapat menjadi basis pengembangan musik bambu Indonesia.

Di bagian lain, Budi Supardiman, Ketua Harian Masyarakat Musik Angklung Indonesia menyatakan bahwa mendunianya angklung merupakan hal yang positif, tetapi kita sebagai pemilik tidak boleh kalah oleh negara lain. Malaysia dan Singapura adalah dua negara yang dulu belajar angklung dari Indonesia, tetapi kini dua negara itu, khususnya Malaysia giat melakukan propaganda untuk meraih opini masyarakat internasional, bahwa angklung milik mereka.

Untuk menepiskan propaganda tersebut, perlu kepedulian semua pihak. Selain pemerintah, Budi Supardiman mengharapkan dukungan media massa. “Angklung hendaknya bisa lebih sering muncul di media massa,” ujarnya. Pada saat bersamaan, Masyarakat Musik Angklung dan Saung Angklung Udjo tengah menyiapkan strategi hukum untuk melindungi angklung dari pengakuan negara lain.

Sementara itu, Taufik Hidayat Udjo, pemilik Saung Angklung Udjo mengatakan bahwa angklung bukan sekadar musik bambu, “Angklung penuh dengan nilai-nilai pendidikan. Musik bukan tujuan akhir, justru proses bermain angklung lah yang penting,” ujarnya. Di dalam permainan angklung terkandung nilai-nilai gotong royong, disiplin, kreativitas, ketangkasan, konsentrasi dan tanggung jawab. “Itulah yang kami sebut sebagai The Magic of Angklung.”

Pembicara lain, Arthur S. Nalan, Ketua STSI Bandung menjelaskan bahwa musik bambu sejak dulu sudah lekat dengan kehidupan masyarakat Sunda. “Dahulu masyarakat Sunda adalah masyarakat yang berbasis Huma. Di waktu luangnya mereka mencipkan alat musik sederhana tetapi indah, misalnya angklung, calung, suling dan rendo,” katanya.

Kegunaan musik bambu di kalangan masyarakat Sunda antara lain dipakai untuk mepende (meninabobokan) Sanghyang Sri Rumbiyang Jati, mengisi waktu luang, dan mensyukuri panenan.

Melihat perkembangan musik bambu saat ini, Arthur S. Nalan mengharapkan agar musik bambu konvensional tetap dapat dikonservasi dan direvitalisasi. “Namun demikian, musik bambu nonkonvensional perlu diciptakan secara kreatif dan inovatif,” tegasnya.

Untuk melestarikan sekaligus mengembangkan musik bambu Indonesia, sejumlah musisi dan seniman daerah akan berkolaborasi dalam Festival Musik Bambu Nusantara pada tanggal 18-19 Agustus 2007 di Jakarta. Puluhan seniman dari berbagai daerah akan memeriahkan festival tersebut.

Festival Musik Bambu Nusantara 2007
Tergugah dengan fakta bahwa lebih dari 10 persen bambu dunia berada di Indonesia dan bambu merupakan bagian kultur rakyat Indonesia, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI bersama Republic of Entertainment menyelenggarakan Festival Musik Bambu Nusantara 2007.

Festival Musik Bambu Nusantara digelar di Jakarta International Expo (JI-Expo) Kemayoran, Jakarta pada 18-19 Agustus 2007 menampilkan berbagai kegiatan, antara lain: World Music Performance, Pagelaran Seruling Nusantara, Indigenous Spot, Bambu Talks(seminar dan workshop), pameran bambu, kerajinan dan kuliner bambu, kontes foto, Kidz Zone dan permainan. Pihak panitia merancang Festival Musik Bambu Nusantara ini sebagai bagian dari sirkuit World Music Festival.

Festival Musik Bambu Nusantara dipersiapkan sebagai titik awal menuju beberapa sasaran: Memperingati 100 tahun Kebangkitan Nasional, menjadi bagian dari Visit Indonesia Year 2008, Forum Seniman Bambu Indonesia, menjadi sirkuit festival kebudayaan dunia, meningkatkan kepedulian (Public Awareness) masyarakat terhadap peranan bambu dalam kesenian, kebudayaan dan lingkungan hidup.

Tuesday, July 3, 2007

FESTIVAL MUSIK BAMBU DAN PAWAI BUDAYA NUSANTARA AKAN SEMARAKAN HUT

Jakarta,13/6/2007 (Kominfo – Newsroom)
Festival musik bambu dan pawai budaya Nusantara akan turut menyemarakkan acara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI ke-62, yang dipusatkan di seputar Istana Merdeka Jakarta. “Pawai budaya Nusantara tahun ini akan mengangkat tema Eksotika Indonesia dengan menampilkan seni tari, musik, serta atraksi kolaborasi seni-budaya dalam sebuah pawai akbar,” kata Sekretaris Jenderal Depbudpar Sapta Nirwandar di Jakarta, Rabu (13/6). Acara pawai ini dimeriahkan dengan lima kendaraan mobil hias yang akan menampilkan potensi unggulan pariwisata daerah dalam unggulan destinasi pariwisata tahun 2007, yakni Sumatera Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Peserta pawai budaya Nusantara ini menurut rencana akan dilepas keberangkatannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ditandai dengan pembunyian alat musik, kata Sapta Nirwandar, selaku Ketua III Bidang Seni Budaya dalam Panitia Nasional Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-62. Dalam upacara pelepasan peserta pawai budaya tersebut, Presiden dijadwalkan akan didampingi oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla serta Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik, Menteri Dalam Negeri dan Gubernur DKI Jakarta. Dalam pawai juga ditampilkan iring-iringan perwakilan dari provinsi yang menampilkan busana adat, tarian rakyat, serta musik khas. Selain tu juga dimeriahkan sanggar seni, kolaborasi, marching band, serta Ikatan Pencaksilat Seluruh Indonesia (IPSI). Pawai budaya Nusantara ini akan dilaksanakan pada 19 Agustus 2007 dari depan panggung kehormatan halaman depan Istana Merdeka (Jalan Merdeka Utara) menuju Jalan Medan Merdeka Barat dan berakhir di kawasan Monas. Ia mengharapkan masyarakat akan datang menyaksikan pawai eksotis tersebut.Selain itu akan diadakan kegiatan Parade Tari Nusantara yang dijadwalkan berlangsung di Sasono Langen Budoyo TMII Jakarta pada 4 Agustus 2007, sedangkan acara lomba lukis dan cipta puisi anak-anak tingkat nasional akan digelar pada 12 Agustus. Kegiatan ini merupakan hasil kerjasama Depbudpar dengan Departemen Pendidikan Nasional. Sementara itu, Festival musik bambu Nusantara menurut rencana akan digelar di Jakarta International Expo (JI-Expo) Kemayoran Jakarta Pusat pada 18-19 Agustus 2007. Festival itu, meliputi World Music Performances, Seruling Nusantara, Bambu Talks (Seminar dan workshop), display bambu, kerajinan dan kuliner dari bambu, kontes foto dan permainan. Pihak panitia telah merancang Festival Musik Bambu Nusantara ini sebagai bagian dari sirkuit World Music Festival. (T.Ayu/toeb/c)

Friday, June 29, 2007

Festival Musik Bambu dan Pawai Budaya Nusantara Akan Semarakkan HUT ke-62 RI

Festival Musik Bambu dan Pawai Budaya Nusantara akan menyemarakkan acara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-62 Kemerdekaan RI yang dipusatkan di seputar Istana Merdeka Jakarta. Sementara itu untuk menggelorakan semangat masyarakat akan digelar panggung merdeka di Gelora Senayan Jakarta dengan acara utama pemutaran 62 film layar tancap. Kegiatan Festival 62 Film Layar Tancap ini direncanakan selama dua hari pada 18-19 Agustus 2007.

Menurut Sekjen Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) Sapta Nirwandar, selaku Ketua III Bidang Seni Budaya dalam Panitia Nasional Peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan ke-62 RI, Pawai Budaya Nusantara tahun ini akan mengangkat tema 'Eksotika Indonesia' di mana akan ditampilkan seni tari, musik serta atraksi kolaborasi seni-budaya dalam sebuah pawai akbar. Acara pawai ini dimeriahkan dengan lima kendaraan mobil hias yang akan menampilkan potensi unggulan pariwisata daerah dalam unggulan destinasi pariwisata tahun 2007 yakni Sumatera Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Menurut rencana pemberangkatan Pawai Budaya Nusantara ini akan dilakukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan ditandai pembunyian alat musik. Presiden akan didampingi Wakil Presiden M.Jusuf Kalla serta Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik, Menteri Dalam Negeri serta Gubernur DKI Jakarta.
Pawai Budaya Nusantara yang akan dilaksanakan pada 19 Agustus 2007 dari depan panggung kehormatan halaman depan Istana Merdeka (Jalan Merdeka Utara) menuju Jalan Medan Merdeka Barat dan berakhir di kawasan Monas. Diharapkan masyarakat berbondong-bondong menyaksikan pawai budaya yang eksotik tersebut, di mana akan tampil kelompok musik bambu dari Tahuna-Sangihe (Sulawesi Utara) serta angklung caruk Banyuwangi Jawa Timur yang masing-masing beranggotakan 25 orang. Angklung caruk berirama kompak dan meriah menjadi ciri khas pesisir Jawa Timuran, sedangkan musik bambu Tahuna Sangihe berirama kompak dan unik.

Dalam Pawai Budaya Nusantara itu juga ditampilkan iring-iringan perwakilan dari provinsi yang menampilkan busana adat, tarian rakyat, serta musik khas. Selain tu juga dimeriahkan sanggar seni, kolaborasi, marching band, serta Ikatan Pencak Silat Indonesia.
Festival Musik Bambu

Seperti pada acara HUT Kemerdekaan RI pada tahun sebelumnya, sejumlah acara telah dipersiapkan di antaranya aubade dan orkestra Gita Bahana Nusantara yang akan ditampilkan dalam pergelaran pada Sidang Paripurna DPR/MPR di gedung DPR/MPR Senayan pada 16 Agustus serta pergelaran pada acara puncak peringatan HUT ke-62 RI di Istana Merdeka Jakarta pada 17 Agustus 2007.

Selain itu akan diadakan kegiatan Parade Tari Nusantara yang dijadwalkan akan berlangsung di Sasono Langgeng Budoyo TMII Jakarta pada 4 Agustus 2007. Sedangkan untuk kegiatan acara lomba lukis dan cipta puisi anak-anak tingkat nasional akan digelar pada 12 Agustus. Kegiatan ini merupakan hasil kerjasama Depbudpar dengan Departemen Pendidikan Nasional.
Di antara serangkaian acara yang akan digelar tersebut yang tidak kalah menariknya adalah Festival Musik Bambu Nusantara. Festival yang menurut rencana akan digelar di Jakarta International Expo (JI-Expo) Kemayoran Jakarta Pusat pada 18-19 Agustus 2007 itu akan meliputi World Music Performances, Seruling Nusantara, Indigenous Spot; Bambu Talks (Seminar dan workshop), display bambu, kerajinan dan kuliner dari bambu, kontes foto dan permainan. Pihak panitia telah merancang Festival Musik Bambu Nusantara ini sebagai bagian dari sirkuit World Music Festival. (Humas)